Banjir dimusim kemarau, menggenangi makam
dibelakang rumah kaca
Menanti hingga air mataku berhenti
Sebelum dilepas ke alam sana
Kelak jika ketemu disana,
apakah dia masih basah
Biar kubawakan api dari tungku kremasi
Agar kami dapat merasakan hangatnya cinta
Jika waktuku tiba, kupilih kremasi
Ditebar di laut berteman ikan teri
Jadi menu bagi yang kucintai
Jangan disimpan di lemari besi,
kuatir lupa sandi cinta
Dikebumikan, artinya kembali ke bumi
Dari debu kembali menjadi debu
Masuk neraka atau sorga
Itu rahasia Illahi
Dimakamkan atau dikremasi, terserahlah
Yang penting, selama di bumi saling mencintai,
saling menyayangi, saling melayani
Percayalah, Illahi menyambutmu dengan senyum.
dibelakang rumah kaca
Menanti hingga air mataku berhenti
Sebelum dilepas ke alam sana
Kelak jika ketemu disana,
apakah dia masih basah
Biar kubawakan api dari tungku kremasi
Agar kami dapat merasakan hangatnya cinta
Jika waktuku tiba, kupilih kremasi
Ditebar di laut berteman ikan teri
Jadi menu bagi yang kucintai
Jangan disimpan di lemari besi,
kuatir lupa sandi cinta
Dikebumikan, artinya kembali ke bumi
Dari debu kembali menjadi debu
Masuk neraka atau sorga
Itu rahasia Illahi
Dimakamkan atau dikremasi, terserahlah
Yang penting, selama di bumi saling mencintai,
saling menyayangi, saling melayani
Percayalah, Illahi menyambutmu dengan senyum.
No comments:
Post a Comment