Musim dingin yang menggigit tulang
Di keramaian Los Angeles hatiku keram
Selimut tebal tak mampu menutupi,
senyumnya terus membayang
Kalender berganti dua musim
Kulari ke sungai Mahakam
Selimut tebal tak mampu menutupi,
senyumnya terus membayang
Kalender berganti dua musim
Kulari ke sungai Mahakam
Kubuka dadaku untuk berenang
Sepasang mata bola menatap tajam
Kuselami dasar sungai yang dalam
Terbayang lagi lesung pipit Pariban
Terbayang lagi lesung pipit Pariban
Bagaimana mungkin melupakan
Sayup terdengar tembang kenangan
Boasa ingkon pajumpang...... *)
Akankah benih sayang akan bersemi
Dalam hutan yang gersang ini
Hanya karena secercah lesung pipit
Seperti wajah Pariban
Dalam hutan yang gersang ini
Hanya karena secercah lesung pipit
Seperti wajah Pariban
Kugenggam erat tangannya
Dengan lesung pipit yang dalam
Bibir halusnya mengalunkan tembang
"Boasa ingkon pajumpang hape ingkon marsirang *)
*) Mengapa harus berjumpa jika akhirnya berpisah
by : Benny Panjaitan, Panber
No comments:
Post a Comment